Tuesday, December 31, 2019

Catatan 31 Desember 2019

Pesta Natal 2019 telah berlalu. Meski begitu, kita masih merasakan suasaana damai Natal yang membawa kita semua sampai ke penghujung tahun 2019.

Saya menulis ini dengan sebuah kesadaran bahwa tahun ini mesti ditutup dengan sedikit pandangan berupa catatan ringan untuk bisa diingat di tahun yang baru nanti.

Tahun 2019, tahun yang sangat dinamis, tahun penuh dengan tantangan. 
Bayangkan; sebagai bangsa kita ternyata telah melewati sejumlah agenda Nasional, Regional, bahkan di Daerah. Kelangsungan hidup negeri ini telah dilehat dalam ajang kompetisi politik Pemilihan DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, DPD dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. 
Persis di saat yang besamaan, dunia sedang dilanda krisis ekonomi global akibat perseteruan USA dan China. Indonesia, meski tidak disumbu persoalan, terkena dampak yang dapat dilihat dari pasang surutnya nilai tukar rupiah yang berpengaruh langsung terhadap sejumlah produksi, penjualan barang dan jasa di dalam negeri. Belum lagi itu selesai, harga tiket pesawat tiba-tiba meroket, langsung bikin lesu arus penumpang penerbangan udara, dampak ikutannya, pasar dagang online ikut-ikutan melemah.
Sementara itu, jagad maya Indonesia ramai dengan perang melawan ujaran kebencian. Kecemasan itu belum berakhir sampai dengan pertengahan Oktober, sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, sejumlah pasal dalam RUU KUHP dan RUU KPK berhasil memboyong Mahasiswa turun ke jalan, bahkan sampai ke jantung pagar kawat gerbang Kantor DPR RI. Lalu, masih ada luka dan darah mengalir di Papua. 

Itu semua sudah berlalu dalam dimensi waktu. Substansi persoalan akan mengarah kemana, kita lihat nanti di tahun depan.

Tema Perayaan Natal Nasional 26 Desember 2019 : Mari Menjadi sahabat bagi semua", dihadiri Presiden dan Ibu Negara.

Kata "Sahabat" bagi publik Belu sontak membawa ingatan banyak orang tentang terpilihnya Paket Sahabat, WIlibrodus Lay dan Drs.  J.T. Ose Luan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Belu pada pemilukada tahun 2015.
Karena SAHABAT itu pulalah, hari ini kita bisa meneropong dengan lebih leluasa dan sabar, bagaimana kehidupan kita di tanah Belu.

Di Belu, tahun 2019 dan tahun 2020 nampaknya menjadi tahun-tahun penentuan. Terpilihnya kembali Ir .Joko WIdodo sebagai Presiden periode kedua telah membawa harapan besar bagi kemajuan kehidupan bangsa. Harapan yang sama pula sedang mengalir di hati setiap orang Belu, didukung posisinya sebagai kabupaten perbatasan, harapan-harapan itu akankah lekas terjawab?

Beberapa nukilan dibawah ini hanya sejumlah catatan kepada pembaca, diantaranya ; bahwa sampai akhir tahun ini, terungkap masih ada curhat mengalir dari tenaga honor di ruang rekoleksi tentang belum terbayarnya honorarium mereka yang tertunggak sampai delapan bulan. Padahal Kabupaten Belu, di tangan SAHABAT telah meraih penghargaan WTP. 

Pasar Baru yang mestinya ramai sejak tanggal 1 Desember, tahun ini agak lesu. Pasar pembeli baru melonjak di tiga hari terakhir menjelang natal. Saya menduga, itu karena ada banyak orang sedang kurang pegang uang di tangan. Dengan kata lain, dana APBD II kurang mengalir deras ke masyarakat. Kue pembangunan yang disahkan setiap tahun dalam APBD II, entah untuk siapa? sekiranya itu sebesar-besarnya untuk rakyat Belu, mestinya angka prosentase kemiskinan warga Belu bisa ditaklukan, produksi pertanian, tanaman pangan dan ternak bisa lebih melejit.  barangkali karena kurangnya distribusi ekonomi itu, masih banyak rumah-rumah keluarga kristiani yang merayakan natal dalam kesenyapan yang benar-benar senyap dan gulita. 

Tapi, orang di Belu  bahagia sajalah.  Nyata di hari-hari belakangan ini, kota Atambua sedang didandani. Jalan-jalan dan drainase sudah bagus dan mulus, mudah-mudahan semulus upaya meningkatkan perbaikan Income perkapita masyarakat banyak. Berharap di tahun 2020, SAHABAT lebih bisa memberi porsi anggaran lebih banyak kepada sektor pertanian daripada Infrastruktur. Kita tunggu publikasinya di https://belukab.go.id/
Kita sungguh berharap situasi ekonomi masyarakat dapat membaik agar bisa mereka bisa juga tersenyum sebagaimana senyum para pengunjung selifie abis di depan Patung Bunda Maria yang baru saja kelar dibangun. 

Inilah realitas yang ditentukan oleh sebuah keputusan politik. Di Belu, ada harapan besar untuk bisa menutup dan membuka tahun yang baru dengan harapan yang lebih baik. Harapan yang baik untuk terus menumbuhkan harapan yang kuat. 
Meski masih kabur, tidak sedikit orang yang lagi galau, bertanya ke arah mana jalan politik di Belu tahun 2020? 

Sebelumnya. awal hingga Pertengahan 2019; sejumlah nama telah dijual ke publik. Nama-nama itu lantas mendapat respon dan dikunyah dalam percakapan warga dumay. Di darat, nama-nama calon Bupati dan Wakil Bupati telah mampu mengoorganisir, mengerakkan aktivitas politik secara masive, bahkan punya rekam digital publikasi. Polarisasi kelompok kepentingan dapat terlihat dari sejumlah kandidat pergi mendaftar ke Partai-Partai politik. 

Fakta terakhir, lapangan politik di Belu nampaknya masih becek untuk menjawab pertanyaan publik Belu, mengenai berapa pasangan yang akan berpeluang bertarung di Pemilukada Belu 2020?

Mungkinkah hanya akan ada dua nama calon Bupati yang berpotensi lolos dapat usungan partai-partai politik?, yaitu Willy Lay dan Dr. Agus Taolin. Kabar angin kembalinya pasangan Sahabat Jilid 2 (Willy - Lay - J.T. Ose Luan) memberi warning menguatnya potensi Pemilu Bupati dan Wakil Bupati akan berlangsung melawan kotak kosong. Ini beralasan karena sampai awal tahun baru, entah siapa yang sungguh-sungguh akan menjadi pasangan Dr. Agus Taolin ?, masih misterius. 

Nama-nama kandidat wakil Bupati mengerucut kesejumlah tokoh seperti DR. Anton Bele, kader PDI Perjuangan. Pernah menjadi Bendahara DPD PDI Perjuangan, dan Anggota DPRD Provinsi  NTT dapil Kota Kupang. Nama lain yang menguat : Aloysius Haleserens dan Marsi Loe.  Dua tokoh ini, asli dibesarkan dalam lingkungan Birokrasi Pemkab Belu. Keduanya juga telah saling klaim berpasangan dengan Dr. Agus Taolin. Mana yang benar, siapapun belum memastikan. Tergantung kubu mana yang anda tanya, mereka pasti memberi jawaban meyakinkan.

Sementara itu, beberapa pekan terakhir, fenomena baru lahir di tengah pasar politik yang belum berujung. Dari sudut kampung dan kota, ada sejumlah formulir dukungan KTP secara sukarela untuk calon Perseorangan. Orang menyebutnya VIVA MATEKE. Mereka berdua adalah Drs. Vinsensius Loe dan  Arnaldo Da SIlva Tavares. sosok keduanya, bukan juga manusia asing di jagad Belu. Yang pasti, keduanya mungkin tidak sedang main-main mencari tiket menjadi salah satu kompetitor dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Belu 2020. 

Gambaran situasi politik seperti ini, saya kira sedang jamak meradang dalam benak pembaca sekalian. 

Esok, tepat 1 Januari 2020, pembaca semua di Belu akan saya berikan kado khusus. sabar saja, kan tinggal beberapa jam lagi. Selamat Berbahagia bersama keluarga dalam menutup tahun 2019,dan Selamat menyambut tahun baru 2020 penuh harapan.
Sekian.

Atambua, 31 Desember 2019

PrivateSchollExam

How To Recondition Old Batteries And Save $$$"

Quicky & Easily to Learn Anatomy and Physiology