Wednesday, June 24, 2009

Mambangun Dunia Sendiri

Riskan memang berpikir untuk membangun dunia sendiri. Tetapi apa boleh buat. Dunia ini beragam.
Dan rasa-rasanya kita bisa pening bila diajak untuk membangun dunia ini bersama. Karena setiap orang hadir dengan dunianya sendiri. Cara mereka melukiskan, mendefenisikan bahkan mengaktualisasikan.

Setiap orang punya cita rasa bahkan apresiasi yang berbeda-beda tentang dunia. Yang sama mungkin mungkin ada kesan lahir, kawin (bagi yang sempat) lalu berjuang untuk hidup, lalu mati. Orang karena kebutuhan membangun dunianya telah pula menemukan jalan masing-masing.

Dunia yang akan kita bangun tidak bisa berdiri sendirian. Bisa jadi mirip sarang laba-laba, tergantung dan menjaring dunia lainnya. Dunia siapapun, tetap terdiri dari ribuan segmen kehidupan, komplit dengan segmen-segmen masalah plus peluangnya. Entah dengan alasan apapun.
Meski ketika mencoba membongkar-bongkar motivasinya, cukup bervariatif. Membangun dunia sendiri bisa saja jadi mimpi banyak orang. Hanya saja, banyak diantaranya boleh sepakat bahwa, ada nuansa. Ketika malam bertemu bunga mimpi, terheran-heran saat bangun dari tidur mendapatkan pagi harinya sangat beda jauh dari mimpinya.

Dunia seorang Gian. Demikian ia diberi nama. Enam hari setelah hari kelahirannya. Yang berarti Anugerah Tuhan Yang Paling Indah. Pernahkah terbayangkan. Bahwa ada manusia baru mulai bekerja saat semua sudah terlelap. Meski untuk sekejab saja, ketika semua orang pulas diperaduannya, menyembunyikan diri mereka dibalik selimut panjang atau nyenyak di atas ranjang. Setiap dengkur orang lain bahkan menjadi kata-kata baru yang kemudian membentuk kalimat-kalimat panjang.

Hanya dia yang tahu. Ia bahkan terlalu lama duduk sendirian, dan tidak bicara apa-apa. Sementara kedua tangannya, kiri kanan makin akrab dengan benak dan pikirannya. Semua berjalan seperti saling mengajak. Angannya bahkan sudah lama berjalan di luar sana. Tak perduli sedang musim apa sekarang ini. Ia juga paham bahwasanya manusia paling sering dan paling mampu menyesuaikan dirinya dengan alam tempat dimana ia berdiri. Dan kali ini alam seperti sedang berteman dengannya. Buanapun membuka dirinya untuk dikelilingi. Siapa yang paham jalan pikirannya. Pelik.

Ia pula yang telah menghabiskan beribu-ribu detik untuk melukis dirinya sendiri. Karena ia yakin kalau tentangnya, Cuma ia yang tahu. Dan ia punya mimpi untuk membangun dunia sendiri. Hanya karena suatu ketika ia bertemu dengan Golda Meir, seorang wanita keras kepala dari Israel yang berjalan jauh dari Kiev menuju Tel Aviv. Yang banyak menyita waktu tidur para pemimpin bangsa masa itu. Sebuah masa peralihan ketika belahan bumi yang lain telah berhenti menyelesaikan perkara dunia dengan bunyi senapan dan dentuman meriam, mereka bahkan setiap hari seakan baru mulai belajar bagaimana menggunakan amunisi yang baik.

Meski punya kepala yang keras, toh Golda Meir pula yang mengajarkannya bagaimana berpikir dengan hati nurani. Belajar menemukan kebijaksanaan. Rasa hormat terhadap anak manusia dari generasi mereka yang lahir, tumbuh dan berkembang atas nama bangsa mereka. Baginya kebijaksanaan, adalah segala sesuatu untuk negeri yang mereka cintai. Jika ada bala bencana mengenai negeri mereka, maka kebijaksanaan mereka seakan terasah kembali. Sebagai seorang perdana menteri, adalah wajib hukumnya untuk melindungi generasinya dari mara bahaya apapun. Alasan inilah muara dari semua kebijaksanaan mereka. Sehingga kata perang hanyalah sebuah instrumen musik untuk bisa menghibur. Dan itu di dunia mereka.

Ia pula telah bertemu dengan seorang Soekarno. Tokoh yang disebut-sebut sebagai manusia banyak dimensi. Politisi, arsitek, ahli Seni, ideolog, futurulog, bahkan don juan. Ia seakan kesemuanya. Dan ia sungguh terkagum-kagum sampai kebingungan untuk mencari kata yang tepat untuk menyebut seperti seorang Soekarno itu. Ia tahu, bahwa dimasanya, Soekarno lahir sebagai seorang pemberontak yang gandrung dengan persatuan. Diantara begitu banyak tampilan yang kemudian membuka ruang bagi manusia lain untuk menyebutnya "sang kontraversial", Soekarno toh sebelum berpisah dari pertemuan telah meninggalkan kesan kebijaksaan yang mendalam pada dirinya.

Dari Soekarno ia belajar mengerti mengapa kita harus perang, dan mengapa kita mesti bersatu. Ia menemukan alasan yang kuat ketika Soekarno memberinya pilihan-pilihan kenyataan untuk dimaknai. Dari sekian banyak pilihan, ia terkesima karena semua pilihan hanya punya satu alasan, untuk umat manusia. Kita harus mampu membangun dunia sendiri atas dasar kemanusiaan untuk mensyukuri bahwa kita bermartabat dan memiliki citra sang Kuasa. Dan untuk alasan kebijaksanaan ini ia harus rela masuk keluar bui, berpindah di tempat-tempat yang berbeda,

Ia bahkan kuatir bila catatan ini bakal jadi basi untuk didiskusikan kembali hanya karena sebuah alasan kemerdekaan. Toh Soekarno tidak sendirian ketika meyakinkan umat manusia bahwa ia bisa membangun dunianya sendiri, untuk anak-anak dari negeri tumpah darahnya, dunia yang kemudian memberi catatan dalam sejarah peradaban umat manusia, dunia itu yang bernama Indonesia. Dunia yang disatukan dari pulau-pulau yang tercecer, dari mimpi-mimpi yang terbuang, dari pernderitaan yang menghabiskan hidup banyak orang.

Dunia yang mula-mula juga adalah masing-masing. Dunia itulah yang sekarang sedang berjuang untuk mempertahankan dirinya untuk tidak tercabik-cabik hanya untuk kesenangan beberapa anak-anaknya yang lancung.

Gian masih sibuk dengan kegelisahan-kegelisahannya. Tentang cita-citanya. Masa depan seperti apa nantinya. Hidup ini misteri, tidak pernah kita tahu apa yang akan terjadi. Kita cuma bisa belajar dari masa lalu, melihat hari ini dan entah esok hari. Ia gelisah karena, masa ketika ia dilahirkan, udara pertama yang dihirupnya adalah aliran udara yang mengalir dari seantero persada Indonesia, semua orang yang menyambutnya ketika lahir itupun menghabiskan hidup mereka di tanah ini. Ibu dan bapaknya makan dan minum semua makanan yang tumbuh dari tanahnya tanah dan airnya air Indonesia. Masa kecilnya dihabiskan dengan bermain di lingkungan orang-orang sederhana, yang hidup juga tak banyak meminta. (EA)

PrivateSchollExam

How To Recondition Old Batteries And Save $$$"

Quicky & Easily to Learn Anatomy and Physiology