Monday, August 14, 2017

Mundur

Menjadi pilihan sikap yang diambil oleh seseorang terhadap sesuatu hal dan fakta di hidup. Bagiku, sesuatu ini perlu mendapat sedikit ulasan karena urusan “Mundur” apa boleh buat, masih termasuk barang langka di negeri ini dan telah menimbulkan keterkejutan bagi sebagian orang. 

Perhatikan apa yang dilakukan Aji Santoso. Ia memutuskan mundur dari jabatan pelatih, setelah FC Arema dipastikan tidak mampu menembus lima besar putaran pertama di Liga I Sepakbola Tanah Air tahun 2017. Esok hari, seorang menyusul lagi yakni Jafri Sastra yang menukangi Mitra Kukar, melepas jabatan pelatih. Alasan keduanya sama, tidak berhasil membawa Tim-nya masing-masing ke puncak klasemen Liga 1. 

Belum seminggu berselang, pencinta acara talkshow “Mata Najwa” dan dunia pers tanah air dibikin patah hati dengan mundurnya Najwa Shihab dari acara kesayangan jutaan pemisra. Ia sekaligus undur diri, pamit dari Metro TV.

Ingatanku lekas melesat pulang ke Desember 2015; Sigit Priadi Pramudito mengundurkan diri dari jabatan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan. Beliau mundur karena merasa tidak bisa mengejar target pajak tahun itu sebesar Rp 1.294 triliun, bahkan tidak mencapai target minimal 85%. Sebagian pengamat menilai tindakan macam begini patut diapresiasi, meski diungkap pula bahwa urusan target pajak tidak pernah mencapai target setelah 2008. Hal itu bukan karena Ditjen Pajak tidak bekerja, melainkan karena target yang ditetapkan itu di luar jangkauan karena terlalu tinggi.

Para pemberani ini, telah mematok harga tinggi atas nama upaya pencapaian cita-cita dan idealisme; itu pula yang mendorong untuk bekerja dan terus mengabdi bagi kebaikan banyak orang. Pengajaran dari teladan ini menampakkan kelugasan menyatakan bahwa keterbatasan sebagai manusia adalah manusiawi, namun memiliki impian besar atas segala hasil kerja susah payah itu adalah pantas adanya. 
Sikap mundur itu pelajaran mahal, sama mahalnya dengan dedikasi dan prestasi kerja yang ditunjukkan. Pilihan sikap macam begini adalah sebuah sikap yang jujur dan terhormat, sejatinya punya integritas dengan rekam jejak moralitas yang teruji. 

Semoga pelajaran yang diberikan, tertanam dalam ingatan pulbik tanah air, karena aku meyakini bahwa tindakan mereka itu akan selalu terekam dalam nafasnya sejarah di bangsa ini.

Ngagel Dadi, 11 Agustus 2017

PrivateSchollExam

How To Recondition Old Batteries And Save $$$"

Quicky & Easily to Learn Anatomy and Physiology