Wednesday, October 15, 2014

Merpati Putih

Oktober 2014. 
Awal bulan lalu, saya berkunjung ke rumah sanak keluarga. Mereka termasuk yang cukup ulet memelihara ternak seperti kambing, babi, anjing, kucing, ayam dan burung merpati. Hidup dalam lingkungan perkotaan yang padat penduduk, cara memelihara sejumlah ternak seperti ini sudah jarang ada. Saya lalu kagum dengan cara diam-diam saja.
Dari omong-omong sebentar, saya akhirnya tahu kenapa mereka tidak pernah dapat komplain dari warga sekitarnya. Ternyata itu soal pengaturan cara beternak yang tidak mengganggu aktivitas tetangga. Misalnya limbah kotoran ternak juga dikelola sampai tidak menimbulkan bau menusuk.

Kalau soal ternak lain itu sudah biasa, yang menarik justru burung merpati. Jumlahnya terbilang banyak. terbang riuh rendah di bubungan kamar mandi yang sejajar dengan kandang ternak lainnya. Pagi hari Burung-burung itu terbang melintas, mengitari sekeliling kompleks, lalu pulang sebentar ke rumah.  
Satu kompleks warga yang besar itu, hanya keluarga ini saja yang masih memelihara burung merpati. Banyak warga mengaku "terhibur' karena adanya burung-burung itu. Maklum saja, daerah perkotaan memang bukan tempat yang aman dan ramah lagi untuk unggas jenis ini.

Burung Merpati; sudah banyak syair tercipta gara-gara makhluk yang satu ini. Pesan dibalik syair-syair itupun beragam, mulai dari pesan gembira, harmony kesetiaan hingga kisah nan pilu, yang semuanya bermuara pada sebuah tema utama tentang cinta. 
Dalam warna yang berbeda, cara keluarga ini memelihara tenak-ternak itu, bagiku adalah buah dari cinta yang diberikan kepada makhluk hidup lain. Hewan-hewan yang dirawat dan diberi makan setiap hari. Memang, selain motivasi ekonomi,. jauh dibalik itu ada rasa sayang kepada hewan peliharaan mereka. 

Saya pulang dan terpekur sendiri. Ingat dengan riuhnya merpati-merpati itu. Meski tak ada merpati putih diantara kawanan mereka, setidaknya  ingatanku masih lekat dengan sejumlah peristiwa di hidup ini. 
Riwayat, cara mereka memelihara cinta dan kasih sayang kepada makhluk lain saja bisa, apalagi kepada sesama manusia?
Dalam tersenyum sendiri, ingat dengan kisah-kisah yang patah, toh itu bukan karena kurang cinta atau kasih yang kering. Lalu ingat dengan sepenggal kalimat Chrisye dalam merpati putihnya; "selamat berpisah, kenangan bercinta".. Mungkin itu perjalanan yang harus selesai, agar bisa kembali memulai kisah lain dengan keberanian dan cinta dan kasih sayang yang besar kepada mereka yang percaya. 

Di atas segalanya, Biblis berkisah, bahwa Kasih Allah kepada manusia telah dibuktikan dalam hidup, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus atas penebusan dosa umat manusia. 
Pada waktu Yohanes sedang mempermandikan orang banyak, dan berseru mengajak mereka untuk kembali ke Jalan Tuhan, Yesus lalu hadir disana. Sesaat dibabtis dan Yesus keluar dari air, saat itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun keatas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari Surga " Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan!".

Warisan cinta dan kasih sayang itu yang mau saya pakai, jadi bekal abadi, sepanjang masa untuk melanjutkan perjalanan di sisa hidup yang masih misteri ini.
"Tetaplah bersamaku Ya Allahku, karena hanya Engkau yang mengangkat kepalaku".

Kupang, 15 Oktober 2014

    

PrivateSchollExam

How To Recondition Old Batteries And Save $$$"

Quicky & Easily to Learn Anatomy and Physiology